Ditengah perjalanan ketika bus yang kami tumpangi melewati hutan belantara dengan jalan sedikit kurang bagus tidak beraspal , Bus melaju dengan kecepatan rendah. Suasana sekeliling hutan nampak sangat gelap dan mistis banget. Bagaimana tidak? Jalan yang kami lewati tak ada satupun lampu penerangan sama sekali. Aku melihat dari jendela kaca bus , di kejauhan terlihat sesosok berbagai macam penampakan. Seperti ketika bus melaju dengan pelannya , aku melihat sesosok kunti yang sedang menggendong bayi dengan wajah luka - luka berlumuran darah.
Pada sesi kedua aku melihat lagi sesosok pria yang sedang duduk dibawah pohon tanpa kepala. Hih .. serem banget kan? Bayangkan jika bambang dan godrel melihat hal ini pasti dirinya sangat ketakutan. Namun semua itu tidak aku ceritakan pada kedua sahabat karibku. Sesaat setalah aku melihat kejadian tadi kembali aku meletakan kepalaku untuk tidur, Sementara Bambang dan Godrel yang duduk di sebelahku masih mengobrol tak henti - hentinya.
Ketika mereka berdua terdiam karena kehabisan bahan obrolan , Mereka pun saling diam dan menatap ke jendela kaca bus. Beberapa saat ketika bambang dan godrel menengok luar dari kaca jendela bus mereka dikagetkan dengan sesosok penampakan yang mengerikan. Sontak merekapun gugup ketakutan melihat hal itu. Lantas mereka berdua membangunkanku dan aku terbangun.
Bowo : Opo sih bro! Ganggu wong turu wae.
Bambang : Lur , deloko neng koco hiiii ono penampakan.
Lantas akupun mengarahkan wajahku ke jendela , Astagaaaa! Aku melihat pocongan berwarna merah pekat dengan kondisi wajah rusak dan sangat mengerikan. Bambang dan Godrel pun menutup matanya karena saking ketakutan melihat penampakan itu.
" Wes .. wes .. wes Mbang rausah wedi! Ono aku." Ujarku sedikit menenangkan rasa takut mereka berdua yang ketakutan.
Kemudian aku meminta mereka berdua untuk membacakan ayat kursi agar makhluk tak kasat mata itu hilang dari penglihatannya.
" Loh pie to wo! jare allhohuma bariklana?" Bambang bertanya padaku
" Hehe kui doa andalanku je mbang , wes to moco ayat kursi ndang." Pintaku padanya
Lalu merekapun Membaca ayat kursi dan tak lama kemudian makhluk astral itupun hilang dari penglihatan teman - temanku namun tidak padaku , Pocong itu masih menampakan wujudnya kepadaku. Aku mendengarkan suaranya yang mengalir seperti gelombang jadi buatku susah menangkap dan mengartikannya. Inner Child Cerpen Romantis
Suara itu sangat samar dan bila didengarkan secara lebih tajam , pocong itu berkata meminta bantuan olehku. Kemudian aku menyampaikan perkataan pocong itu dan menceritakan ke temen - temenku. Bambang dan Godrel makin ciut nyalinya , memang dia dengan makhluk tak kasat mata merasa takut.
Bersambung ...
Comments0