Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andie Megantara mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan minimal Rp 1,4 triliun untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi biru, atau blue economy.
Saat ini, hanya sekitar 20-25 persen dari total kebutuhan yang telah terpenuhi. Andie menyebut bahwa kerjasama dalam bentuk pendanaan kolaboratif masih diperlukan.
Dalam Seminar Nasional Transformasi Peradaban Bahari Menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan melalui YouTube Kemenko PMK pada 9 Agustus 2023, Andie mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi dan geopolitik yang besar dalam bidang bahari.
Beberapa potensi tersebut mencakup luas mangrove 3,36 juta hektar, lamun seluas 1,78 hektar, terumbu karang seluas 2,5 juta hektar, dan kawasan konservasi seluas 28,9 juta hektar. Andie juga menyoroti bahwa keanekaragaman hayati laut Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Brasil.
Andie juga memaparkan bahwa ekspor perikanan Indonesia saat ini mencapai US$ 5,72 miliar. Dengan mengoptimalkan potensi bahari, ia mengungkapkan bahwa sektor bahari diharapkan dapat menyumbang 12,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2045, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan bahwa kementeriannya memiliki lima program prioritas dalam transformasi ekonomi biru ini. Program-program tersebut mencakup perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan berbasis kuota, pengembangan budidaya laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta upaya pembersihan sampah plastik di laut melalui partisipasi nelayan.
Comments0